The Who adalah grup musik rock Inggris yang dibentuk pada tahun 1964. Formasi utama terdiri dari vokalis Roger Daltrey, gitaris Pete Townshend, pemain bas John Entwistle, dan pemain drum Keith Moon. Mereka dikenal dengan konser-konser yang energetik, termasuk perintis tontonan penghancuran instrumen di atas panggung. The Who telah menjual lebih dari 100 juta keping rekaman, dan sukses menempatkan 27 singel ke dalam urutan tangga lagu Top 40 di Britania Raya dan Amerika Serikat, serta 17 album dalam tangga album Top 10. Di Amerika Serikat, mereka pernah menerima 18 piringan emas, 12 platina, dan 5 multiplatina untuk kelarisan album-album mereka. Oleh para pengamat musik, The Who dianggap sebagai satu dari tiga band terbesar Inggris (bersama dengan The Beatles dan The Rolling Stones).
The Who naik ke puncak ketenaran di Britania Raya dengan serangkaian singel yang masuk urutan 10 teratas tangga lagu, dimulai Januari 1965 dengan lagu "I Can't Explain". Kepopuleran The Who sebagian di antaranya dibantu dengan adanya pemutaran lagu-lagu mereka oleh radio-radio gelap seperti Radio Caroline. Mereka melanjutkannya dengan album My Generation (1965), A Quick One (1966), dan The Who Sell Out (1967). Album My Generation dan A Quick One masuk dalam urutan 5 teratas tangga album Britania. Lagu pertama mereka yang sampai di Top 40 Amerika Serikat adalah "Happy Jack" diikuti "I Can See for Miles" yang masuk dalam Top 10 pada tahun yang sama. Mereka sampai di puncak kepopuleran dengan konser mengesankan di festival musik Monterey[3] dan Festival Woodstock[4] Album Tommy (1969) merupakan awal dari rangkaian album top 10 mereka di Amerika Serikat, diikuti Live at Leeds (1970), Who's Next (1971), Quadrophenia (1973), The Who By Numbers (1975), Who Are You (1978), dan The Kids Are Alright (1979).
The Who ditinggalkan oleh pemain drum Keith Moon yang meninggal dunia pada tahun 1978 dalam usia 32 tahun. Bersama pemain drum pengganti Kenney Jones, The Who merilis dua album studio sebelum akhirnya bubar pada tahun 1983. Album Face Dances (1981) masuk di urutan 5 teratas Amerika Serikat dan Britania, sementara It's Hard (1982) masuk di urutan 5 teratas tangga album Amerika Serikat. Mereka hanya melakukan reuni untuk peristiwa-peristiwa besar seperti Live Aid dan tur-tur reuni seperti tur ulang tahun ke-25 pada tahun 1989, dan tur Quadrophenia tahun 1996 dan 1997. Pada tahun 2000, tiga anggota The Who yang tersisa, membahas kemungkinan rekaman sebuah album dengan materi baru, namun rencana mereka untuk sementara batal akibat meninggalnya pemain bas John Entwistle (57 tahun) pada 2002. Townshend dan Daltrey terus melanjutkan nama The Who, dan mereka merilis album studio Endless Wire pada tahun 2006, dan masuk ke urutan 10 teratas di Amerika Serikat dan Britania Raya.
The Who diabadikan di dalam museum Rock and Roll Hall of Fame pada tahun 1990. Pameran tentang mereka di dalam museum mengenang band ini sebagai "Penantang utama, dalam pandangan banyak orang, untuk gelar Band Rock Terbesar Dunia.". Mengenai masa-masa The Who sebagai kuartet, Harian Los Angeles Times menyebut mereka sebagai "rival The Beatles, Bob Dylan, dan The Rolling Stones sebagai suara remaja dalam musik rock yang paling utama.". Time Magazine memuji pada tahun 1979, "Tidak ada grup lain yang pernah mengeksplorasi rock sejauh itu, atau menuntut begitu banyak darinya". Mereka menerima Penghargaan Pencapaian Seumur Hidup dari Industri Fonografi Britania (BPI) pada tahun 1988, dan dari Grammy Foundation pada 2001.[10] Townshend dan Daltrey pada tahun 2008 menerima penghargaan dalam acara tahunan Kennedy Center Honors ke-31.
Pada awal 1960-an, Townshend dan Entwistle memulai grup musik berirama trad jazz bernama The Confederates. Townshend bermain banjo dan Entwistle memainkan french horn yang dipelajarinya dalam band sekolah. Daltrey bertemu Entwistle yang sedang berjalan menyusuri jalan dengan sebuah gitar bas tersandang di bahu, dan memintanya untuk bergabung dalam band bernama The Detours yang dibentuknya tahun sebelumnya. Setelah beberapa minggu, Entwistle menyarankan agar Townshend diikutkan sebagai gitaris tambahan. Pada awalnya, band mereka memainkan berbagai irama musik yang cocok untuk pub dan rumah pertunjukan tempat mereka tampil, namun mereka kemudian lebih banyak main rhythm and blues. Musik mereka dipengaruhi secara kuat oleh blues Amerika dan musik country. Formasi awal band ini terdiri dari Roger Daltrey pada gitar utama, Pete Townshend pada gitar ritme, John Entwistle pada bas, Doug Sandom pada drum, dan Colin Dawson sebagai vokalis. Setelah Dawson keluar, Daltrey beralih sebagai vokalis, dan Townshend menjadi satu-satunya gitaris. Sandom keluar pada tahun 1964, dan Keith Moon masuk sebagai pemain drum.
The Detours berganti nama sebagai The Who pada Februari 1964, formasi mereka menjadi lengkap setelah bergabungnya Keith Moon tahun itu. Mereka sempat mengganti nama sebagai The High Numbers ketika berada di bawah manajemen Peter Meaden dari kalangan mod. Mereka merilis sebuah singel, "Zoot Suit/I'm the Face" yang ditujukan bagi penggemar subbudaya mod. Setelah singel mereka gagal masuk tangga lagu, mereka kembali menyebut diri sebagai The Who. Meaden dicopot dari jabatan manajer untuk digantikan oleh tim manajemen Kit Lambert dan Chris Stamp yang kebetulan melihat mereka sedang bermain di tempat minum Railway Tavern. Mereka lalu menjadi terkenal di kalangan anak muda generasi mod tahun 1960-an di Inggris yang senang skuter dan musik rhythm and blues, soul, dan beat music.
Pada September 1964, selama pentas di Railway Tavern yang berada di Harrow and Wealdstone, London, Townshend secara tidak sengaja merusak kepala gitar yang dimainkannya akibat membentur langit-langit. Marah akibat tertawaan para penonton, Townshend menghancurkan gitar tersebut di atas panggung. Ia mengambil gitar yang lain, dan pertunjukan kembali dilanjutkan. Konser berikutnya dihadiri banyak penonton, tapi Townshend menolak untuk menghancurkan gitar lagi. Moon akhirnya merusakkan drum setelah kerumunan penonton berteriak-teriak mengejek Townshend. Penghancuran instrumen akhirnya menjadi salah satu atraksi konser The Who selama beberapa tahun berikutnya. Peristiwa di Railway Tavern disebut-sebut majalah Rolling Stone sebagai salah satu dari "50 Momen yang Mengubah Sejarah Rock 'n' Roll". Pete Townshend adalah pencipta sebagian besar lagu-lagu The Who. Entwistle juga menulis lagu, sementara Moon dan Daltrey hanya kadang-kadang menyumbang lagu pada tahun 1960-an dan 1970-an.
Pada bulan November 2007 dirilis sebuah film dokumenter Amazing Journey: The Story of The Who. Film ini berisi cuplikan gambar yang belum pernah dimasukkan ke dalam film-film dokumenter lainnya mengenai The Who, termasuk konser mereka di Universitas Leeds tahun 1970, serta konser Railway Hotel tahun 1964.
The Who mendapat kohormatan sebagai bintang acara VH1 Rock Honors 2008 di Los Angeles. Rekaman gambar berlangsung 12 Juli, dan ditayangkan pada 17 Juli 2008. Pada minggu yang sama, 12 lagu The Who dimasukkan ke dalam permainan video Rock Band. Pada Oktober 2008, The Who berangkat tur ke empat kota di Jepang dan 9 kota Amerika Utara. Pada bulan Desember 2008, mereka datang untuk menerima penghargaan Kennedy Center Honors. Acara ditutup dengan koor anggota kepolisian dan pemadam kebakaran untuk membalas kebaikan The Who yang telah tampil di The Concert for New York City setelah terjadinya Serangan 11 September.
Tur ke Australia dan Selandia baru selesai pada awal tahun 2009. Pada Agustus 2009, Townshend mengumumkan di situs web The Who bahwa dirinya sedang mengerjakan musikal berjudul Floss. Kali ini tentang seorang rocker tua bernama "Walter". Beberapa lagu di antaranya akan dimasukkan ke dalam album baru pada tahun 2010. Daltrey juga mengumumkan bahwa The Who akan melakukan tur pada tahun 2010.Dalam tayangan CBS Sports 26 November 2009 antara Oakland Raiders dan Dallas Cowboys, National Football League mengumumkan The Who sebagai atraksi pertunjukan setengah main Super Bowl XLIV di Stadion Sun Life, Miami, Florida, 7 Februari 2010. Pertunjukan mereka terdiri dari medley "Pinball Wizard", "Baba O'Riley", "Who Are You", "See Me, Feel Me", dan "Won't Get Fooled Again".