Tahun 1982 adalah awal puncak kepopuleran Toto. Setelah album Turn Back kurang laris, Toto mendapat ditekan oleh perusahaan rekaman agar memproduksi album laris. Album Toto IV sukses sebagai salah satu album paling laku pada tahun 1980-an. Album ini berisi 3 singel yang sampai di urutan Top 10 Billboard Hot 100, "Rosanna", "Africa", dan "I Won't Hold You Back". Album Toto IV juga masuk ke beberapa tangga album di dunia, dan penggemar Toto terus bertambah. Singel "Africa" masuk tangga-tangga lagu pada Februari 1983, dan menjadi sering diputar di radio-radio di seluruh dunia. Album Toto IV menerima 6 Grammy Awards, di antaranya "Rekaman Terbaik" ("Rosanna"), "Album Terbaik" (album Toto IV), dan "Produser Terbaik". Patrick Swayze adalah salah seorang penari dalam video musik "Rosanna", sementara penari utama adalah Cynthia Rhodes. Lagu "Rosanna" ditulis Steve Porcaro untuk mantan pacarnya, aktris Rosanna Arquette, namun menurut David Paich yang menciptakan, lagu itu bukan tentang dia. Selain "Africa" dan "Rosanna", sebuah singel lagi, "Make Believe" dikeluarkan dari album Toto IV. Pada 1982, Toto menggelar konser keliling untuk promosi Toto IV. Menjelang akhir tur, Bobby Kimball patah kaki, dan memaksanya duduk di belakang piano dalam konser-konser terakhir. Setelah Toto IV, pemain bas David Hungate keluar dengan alasan ingin punya lebih banyak waktu bersama keluarga. Pada 1980, ia sudah pindah ke Nashville untuk berkarier sebagai produser rekaman/musisi studio. Mike Porcaro menggantikannya pada bass, dan muncul di semua video musik Toto IV. Setelah tur Toto IV, vokalis utama Bobby Kimball dipecat karena masalah pribadi antara dirinya dan band. Vokalis Richard Page dari Mr. Mister pernah ditawarkan untuk bergabung, namun tawaran tersebut ditolaknya. Setelah diperkenalkan kepada Jeff Porcaro, Fergie Frederiksen (mantan Trillion dan Louisiana's LeRoux) bergabung sebagai vokalis utama yang baru. Mereka merekam album Isolation yang diedarkan November 1984. Sebelum meninggalkan Toto, Bobby Kimball sempat merekam beberapa potong dari lagu-lagu di album Isolation, tapi tidak begitu jelas seberapa banyak. David Paich berkata Kimball hanya menyanyikan sepertiga. Steve Lukather juga mengatakan hanya 3 atau 4 lagu, tapi Kimball sendiri mengaku bernyanyi untuk hampir semua lagu. Walaupun menjadi album laris, Isolation tidak sesukses Toto IV dan hanya meraih piringan emas. Tur keliling "Isolation Tour" dimulai Februari 1985 dan berakhir tiga bulan kemudian.
Pada penutupan tur keliling Isolation, vokalis Fergie Frederiksen diberhentikan. Lukather mengaku rekannya tidak benar-benar cocok dengan Fergie, dan mereka mengalami masa-masa sulit sewaktu rekaman. Toto melakukan audisi mencari vokalis baru, dan memilih Joseph Williams (putra komponis film ternama John Williams) sebagai anggota baru pada 1986.
Bersama Joseph Williams sebagai vokalis utama, Toto memproduksi album Fahrenheit yang diedarkan Oktober 1986. Dalam album Fahrenheit, Fergie masih menyanyi sebagai vokal latar dalam "Could This Be Love". Dalam album Fahrenheit, Toto lebih banyak memasukkan unsur-unsur pop, dan tercipta lagu-lagu hit "I'll Be Over You" dan "Without Your Love". Keduanya dinyanyikan oleh Lukather (sejak album pertama, Paich, Lukather, dan kadang-kadang Steve Porcaro juga bertindak sebagai vokalis utama untuk beberapa lagu). Album Fahrenheit juga berisi lagu instrumental "Don't Stop Me Now" yang dibawakan pemusik jazz Miles Davis. Paula Abdul waktu itu belum terkenal, tampil sebagai penari dalam video musik "Till the End". Selain itu, Michael McDonald ikut sebagai vokalis latar dalam lagu "I'll Be Over You". Don Henley juga ikut sebagai vokalis latar dalam lagu "Lea" ciptaan Steve Porcaro. Walaupun mendapat pujian, Isolation tidak begitu laris dibandingkan album-album sebelumnya dan awalnya gagal meraih piringan emas. Promosi album Isolation berupa tur keliling dunia. Setelah berakhir pada 1987, Steve Porcaro minta berhenti untuk berkarier di bidang musik film dan televisi. Album Fahrenheit akhirnya meraih piringan emas pada 3 Oktober 1994.
Pengganti Steve Porcaro tidak pernah dicari, dan Toto memutuskan untuk hanya berlima. Walaupun Porcaro kadang-kadang membantu band pada synthesizer untuk-album studio sebelumnya (dan pada tur keliling 1988), David Paich setelah tahun 1988, mengambil alih semua permainan kibor sewaktu konser (dibantu teknisi kibor John Jessel pada konser-konser tertentu). Pada 1988, Toto mengeluarkan album berikut, The Seventh One yang menampilkan Jon Anderson dari Yes sebagai vokal kedua dalam singel "Stop Loving You". Singel lainnya, "Pamela" juga menjadi sangat populer dan menjadi lagu terakhir Toto yang menempati urutan Top 40 di Amerika Serikat. Album The Seventh One berhasil menjadi album Toto paling sukses setelah Toto IV. Menurut David Paich, album tersebut dimaksudkan sebagai album kembali Toto, tapi pergantian personel di perusahaan rekaman membuat dibatalkannya uang untuk promosi album dan iklan. Toto mengadakan konser keliling dari Februari hingga Juli 1988. Walaupun "The Seventh One Tour" berakhir sukses, Toto memutuskan untuk mengganti vokalis utama Joseph Williams. Selama tur di Eropa, kombinasi flu, terlalu banyak berpesta, dan penggunaan obat terlarang mengakibatkan Joseph kehilangan suara sebelum konser-konser dimulai. Toto ingin membuat perubahan. Pada awalnya, mereka ingin vokalis Bobby Kimball kembali bergabung untuk merekam lagu-lagu baru yang dimasukkan ke dalam album kompilasi lagu-lagu hit mereka. Namun perusahaan rekaman bersikeras menyewa penyanyi Afrika Selatan, Jean-Michel Byron sebagai pengganti Kimball. Sebelum Byron bergabung, Toto merekam lagu "Goin Home" yang nantinya dimasukkan ke album Toto XX sebagai lagu yang belum pernah dirilis. Bersama Byron, Toto merekam 4 lagu baru untuk album kompilasi Past to Present 1977-1990 yang beredar tahun 1990. Toto lalu memulai tur keliling "Planet Earth Tour" dari September hingga Desember 1990.
Ketika konser keliling baru saja mulai, perilaku aneh di atas panggung dan citra Byron yang kurang "rock" membuat dirinya tidak cocok dengan konsep Toto sewaktu konser, dan ia langsung dipecat. Penggemar begitu marah dengan perilaku Byron di atas panggung, dan sebagian besar potongan berisi Byron tidak dimasukkan dalam video "Toto Live". Posisi Byron hanya ditulis sebagai "vokal latar". Semua rekaman konser berisi lagu-lagu baru dari Past to Present tidak dimasukkan, dan Byron hanya terlihat menyanyi "Rosanna" dan "Hold The Line", serta dalam gambar yang diambil dari jauh.
Toto kembali tidak punya vokalis utama, sehingga gitaris Steve Lukather mengambil alih peran vokalis. Dengan Lukather pada vokal, Toto merekam album Kingdom of Desire yang diedarkan Columbia Records di luar Amerika Serikat, dan Relativity Records milik Clive Davis untuk dalam negeri. Sebelum album Kingdom of Desire dirilis, Jeff Porcaro wafat. Pada 5 Agustus 1992, Jeff meninggal dunia akibat reaksi alergi pestisida yang berasal dari kebun pribadinya. Toto hampir pecah karena harus melakukan promosi Kingdom of Desire tanpa pemain drum. Namun Keluarga Porcaro justru meminta agar Toto diteruskan tanpa Jeff. Simon Phillips yang berkebangsaan Inggris, adalah satu-satunya pemain drum yang sempat dihubungi untuk menggantikan Jeff Porcaro. Anggota Toto tahu Jeff menyenangi permainan Phillips. Lukather juga pernah bermain bersama Simon dalam tur keliling bersama Santana dan Jeff Beck di Jepang tahun 1986. Phillips bergabung dan mereka memulai tur keliling mengenang Jeff Porcaro. Pada 1993, mereka merilis album konser Absolutely Live. Sejak 1991, Steve Lukather mengambil alih sebagian besar vokal (hingga kembalinya Bobby Kimball di tahun 1998). Walaupun demikian, beberapa lagu-lagu lama yang dulunya dinyanyikan Kimball, Fergie Frederiksen, dan Joseph Williams juga sering dibawakan kembali, namun dinyanyikan oleh vokalis cadangan bernama Fred White (diganti dengan John James tahun 1992), Jackie McGee (bergabung untuk tur 1990 dan diganti Donna McDaniel tahun 1992), dan Jenny Douglas-McRae (bergabung tahun 1990). John membawakan "Stop Loving You" dan bagian Bobby dalam "Rosanna". Donna membawakan "Home Of The Brave" dan "Angel Don't Cry", sementara Jenny membawakan "Hold The Line".
Di penutupan tur keliling, Toto tampil dalam konser Tribute to Jeff Porcaro Concert di Los Angeles, 14 Desember 1992. Selain Toto, konser menampilkan Don Henley, Eddie Van Halen, Donald Fagen, Walter Becker, Boz Scaggs, James Newton Howard, Michael McDonald, Richard Marx, dan bintang tamu George Harrison. Setelah tur selesai, Toto beristirahat untuk memberi kesempatan masing-masing anggota mengerjakan proyek pribadi. Pada 1995, mereka merekam Tambu yang merupakan album pertama Toto bersama Simon Phillips. Album ini menghasilkan singel "I Will Remember", "Drag Him To The Roof", dan "The Turning Point". John James dan Jenny Douglas-McRae bertindak sebagai penyanyi rekaman untuk beberapa lagu dalam album Tambu. Lagu bonus "Blackeye" juga dinyanyikan Jenny, dan ia berduet bersama Steve Lukather dalam "Baby He's Your Man". Album Tambu tidak begitu laku di Amerika Serikat (bahkan tidak diedarkan di Amerika, dan baru dirilis setelah beredar di luar Amerika Serikat). Lagu "Baby He's Your Man" juga batal dirilis sebagai singel.[22] Di luar Amerika Serikat, Tambu terjual 600 ribu kopi. Konser keliling "Tambu Tour" ternyata sukses, tapi mereka tidak manggung di Amerika Utara. Simon Phillips mengalami sakit punggung hingga harus digantikan Gregg Bissonette selama tahap pertama tur pada akhir 1995. Tur keliling berakhir pada 1996. Hingga tur berakhir, musisi pendukung tur tetap tidak berubah, kecuali Donna McDaniel yang keluar tahun 1994 tak lama setelah konser "Night of the Proms" (Jennny juga tidak ikut karena ia sudah ikut tur keliling Joe Cocker). Lagu "Hold The Line" dinyanyikan sebagai duet Jenny dan John. Keduanya tidak diikutsertakan lagi pada penutupan tur 1997.
Tahun 1997 merupakan ulang tahun ke-20 Toto. David Paich dan Steve Lukather mulai menelusuri sejumlah pita-pita lama dan pita demo mereka untuk mendapatkan lagu lama yang belum pernah dirilis. Pada 1998, mereka mengeluarkan album Toto XX dengan singel "Goin Home". Toto memulai tur promosi kecil-kecilan bersama mantan anggota Bobby Kimball, Steve Porcaro, dan Joseph Williams. Setelah "Toto XX Tour", Bobby Kimball yang sudah 14 tahun absen dari Toto, kembali bergabung sebagai vokalis utama. Bersama Kimball, album berikutnya adalah Mindfields pada awal 1999. Album tersebut diikuti konser keliling Reunion Tour di seluruh dunia. Mereka juga melakukan pertunjukan di Amerika Serikat setelah absen selama 6 tahun. Album Mindfields mengetengahkan 3 singel, "Melanie", "Cruel", dan "Mad About You" yang ditulis David Paich bersama mantan vokalis Toto, Joseph Williams. Masih pada tahun 1999, Toto mengeluarkan album konser Livefields. Tur keliling mereka selesai tahun 2000, namun masih diteruskan beberapa konser hingga tahun 2001. David Paich untuk sementara beristirahat dari tur keliling pada tahun 2000, dan Jeff Babko mengisi pada kibor, Paich kembali melanjutkan tur bersama Toto pada 2001. Pada tahun 2002, sebagai perayaan hari jadi Toto ke-25, album Through the Looking Glass diedarkan oleh CMC International. Album tersebut berisi lagu-lagu dari musisi yang diakui membawa pengaruh pada musik Toto, seperti Bob Marley, Steely Dan, George Harrison, dan Elton John. Dari Through the Looking Glass dikeluarkan dua singel, "Could You Be Loved" yang pernah dibawakan Bob Marley dan "While My Guitar Gently Weeps" yang pernah dibawakan Beatles. Album ini ternyata tidak laku dan penggemar menginginkan Toto menulis lagu-lagu baru. Walaupun demikian, adanya album baru membuat Toto bisa mempromosikan "25th Anniversary Tour" yang berlangsung dari 2002 hingga 2003.
Setelah konser keliling selesai, Toto merilis album konser dan DVD Live in Amsterdam. Keduanya dirilis pada akhir 2003. Steve Lukather sendiri agak kritis terhadap penampilannya di konser-konser tersebut.Mulai awal Juni 2003, ketika tur "25th Anniversary Tour" hampir berakhir, pemain kibor David Paich meminta cuti agar bisa mengurus anggota keluarga yang sedang sakit. Steve Lukather yang dikenal memiliki rasa humor, mengatakan Paich ingin operasi ganti kelamin dan mengganti nama menjadi "Davida". Lelucon ini dipasang di situs web Toto, dan diangkat sebagai berita oleh media massa. Walaupun lucu bagi sebagian penggemar, sebagian orang marah, dan Lukather harus meminta maaf dan semua rujukan mengenai lawakan tersebut dihapus. Pemain kibor berpengalaman Greg Phillinganes mengisi posisi Paich hingga tur berakhir. Pada akhir 2003, Toto membuat berita dengan menggelar konser "Night of the Proms" selama 2 bulan berturut-turut. David Paich kembali bergabung, namun hanya sempat bermain beberapa minggu sebelum kembali beristirahat. Greg terus menggantikan posisi Paich hingga tur berakhir. Pada awal 2004, Toto memulai tur dunia secara kecil-kecilan sepanjang tahun 2004 hingga 2005. Pada tahun 2005, Greg diminta untuk resmi bergabung sebagai anggota tetap setelah David Paich mengundurkan diri tur keliling. Paich masih anggota Toto, dan terus aktif dalam rekaman dan semua lagu-lagu Toto.
Pada awal 2006, Toto mengeluarkan album Falling In Between memakai label Frontiers, sebuah label Italia. Album tersebut merupakan album pertama mereka yang berisi lagu-lagu baru setelah absen merilis lagu baru sejak 1999. Album Falling In Between menampilkan permainan kibor dari Steve Porcaro dan duet bersama Joseph Williams dalam singel "Bottom of Your Soul". Album ini mendapat tinjauan yang positif dari kritikus dan penggemar, dan beberapa di antaranya menganggap sebagai album terbaik Toto sejak Toto IV. Tur promosi keliling dunia berlangsung tahun 2006, diteruskan tahapan kedua pada tahun 2007. Konser keliling tahap kedua mengajak Leland Sklar sebagai pengganti Mike Porcaro yang tangannya sedang cedera. Mereka manggung di Eropa dan Amerika Serikat, termasuk tampil dalam Moondance Jam di Walker, Minnesota. Mantan vokalis utama Fergie Frederiksen dimunculkan sebagai bintang tamu di Minneapolis, 5 Mei 2007. Joseph Williams juga tampil beberapa kali sebagai bintang tamu pada Juni 2007. Konser keliling menghasilkan album 2 CD Falling In Between Live yang diedarkan Eagle Records. Album konser Falling In Between Live merupakan album konser keempat setelah Absolutely Live, Livefields (1999), dan Live In Amsterdam (2003). Pada tahun 2008, sebuah DVD dirilis sebagai pelengkap, berisi konser Toto di Paris, Maret 2007. Setelah ramai desas-desus, Steve Lukather pada 5 Juni 2008 di situs web pribadistevelukather.net menyatakan, “Faktanya benar aku telah keluar dari Toto. Tidak ada lagi Toto. Aku tidak sanggup melakukannya lagi dan di usia 50 tahun aku mau memulai segalanya dari baru dan mencoba melakukan yang terakhir untuk diri sendiri. ” Lukather lebih jauh mengatakan bahwa setelah 31 tahun rekaman, memproduksi dan bermain bersama Toto, bahkan tanpa absen satu kesempatan pun, ia sudah tak sanggup lagi. Setelah keluarnya Lukather, satu-satunya anggota pendiri Toto yang tersisa, tidak ada pilihan lain kecuali membubarkan Toto. Bubarnya Toto setelah 31 tahun berkarya membuat penggemar kecewa. Pada 5 April 2008, Toto menutup tur keliling Falling In Between Live dengan konser terakhir di Seoul, Korea Selatan. Selama 31 tahun, Toto telah menjual lebih dari 30 juta rekaman, menempatkan lagu "Africa" di tangga-tangga lagu seluruh dunia. Kesepuluh konser keliling dunia Toto semuanya sukses, dan tiket terjual habis kecuali di Amerika Serikat. Menurut rencana, anggota pendiri Toto (kecuali Bobby Kimball) akan diabadikan di Musicians Hall of Fame pada Oktober 2009.